Trio Kompak - Part I

Ordo mengangkat tongkat pancingnya, Hap! Ia mendapat ikan kecil. Kemudian dia melemparkan kembali tubuhnya duduk di rumput hijau. HAP! Ia mendapat ikan lagi dan ia melemparkan ke belakang untuk dikumpulkan, kemudian tinggal untuk dibawa pulang. HAP! HAP! Banyak sekali ikan yang diperoleh oleh Satria hari ini di ujung desa. Zaman Edo dan Hasan adalah terlihat dari seberang sungai.

"Knights of!! Datang ke rumah, aku sudah cape. Aku dapat ikan banyak ya! "Kata Edo untuk para Ksatria sambil mengangkat ke ikan udara membawa hasil dalam ember kecil." Ksatria! Mana Anda dapat ikan? "ujar Hasan yang juga memamerkan ikan-ikannya ke udara.
"Saya juga bisa banyak! NIH... "menjawab ksatria kemudian menarik kembali, sengaja membuat tangannya pada leher kucing yang berwarna abu-abu, lehernya adalah Mobile dan ia mengangkat ke kucing udara yang saling menggigit ikan dalam mulutnya itu. Kucing dipukul matanya. Meoongg!! Kriuk kriukk, rupanya ikan di belakang ksatria telah habis dipindahkan ke mulutnya.


Minggu ini ksatria, Edo dan Hasan berkumpul di depan rumah zaman Edo. Mereka berbicara tentang sepak bola, pelajaran, tren lagi kemeja, film, musik, dan lain-lain. Termasuk ngomongin cewek loh! (Siapa tahu!) … Seperti ibu yang lagi Tag: cluster aja ya! Haha... Pluk! Rambutan kering jatuh dari pohon dan menimpa kepala Knights. Aduh! Kesatria mengelus-elus kepalanya, kemudian mendongak ke atas... Hah! Rambutan merah pecah saling ditangguhkan manja pada pegangan, musim rambutan! Ya! Ksatria mencoba memanjat pohon milik Edo rambutan berbuah. Edo mengacungkan tangannya untuk blok, mirip dengan Real Madrid kiper. Hasan bersekutu dengan ksatria, menutupi tubuh dengan tubuh gendutnya Edo.

"Pendingin pendingin, ksatria naik permainan! Edo saya berbagi, mantap lapangan. Permainan naik! "mengatakan Hasan kemudian mencengkeram lengan Edo kurus kecil." Eh, teman-teman saya, saya teman, kawan, teman, teman! Itu dibeli sama tukang rambutan buah! Sudah diborong! Tidak bisa diambil! "menangis Edo sambil berusaha memberontak dari Hasan." Ah, dasar pelit! " Tekan, keran, para Ksatria memanjat pohon rambutan milik periode Edo, dengan tangkas rambutan-rambutan dia menyatakannya dan turun ke bawah. Syutt syutt. "Hasan!! Cari karung manual! "pesanan ksatria pada Hasan.
"Komandan siap!" jawab Hasan sambil terkekeh-kekeh.

Gratis dari cengkeraman Edo, ia langsung rambutan pohon pendakian itu, untuk mencegah para Ksatria agar tidak menuai banyak lagi. Hasan pergi rumah mengambil karung. Pada bagian atas pohon dan ksatria memiliki Edo pertama. Edo memotong tangan kanan ksatria, ksatria cepat kutipan yang menggunakan tangan kiri. Edo memotong tangan kiri, tanda kutip Satria menggunakan kaki. Edo memotong kakinya, ksatria digunakan gigi! (Masuk akal apa tidak ya? Ah, sudahlah). Segera setelah itu muncul Tn. Edo bersama-sama dengan tukang kebun buah membawa memilih mobil terbuka.

"Wow anak-anak! Kalian cerdas sebagai neraka... Mau bantuin Bapa. Oh ya, kalian memilih semua ya! Buah tukang ini telah datang! Hati-hati jatuh! "kata Tn. Edo mereka dari bawah pohon. Kemudian Hasan datang sambil membawa karung besar. "Hasan! Pintar sekali Anda! Itu sudah dipilih rambutan Edo dan ksatria Anda mengumpulkan, masukkan karungmu, bawa ke mobil mengambil itu dan kemudian meletakkan rambutannya di atasnya! Jangan lupa semua yang ada di bawah Anda pindah ke mobil! "kata Edo ayah nya.
"Edo, Satria!! Hanya memilih semua atas dan ke bawah jatuhin! Pembelian telah datang! "Menangis Edo ayah nya adalah keras. (Pak! Saya dong Pack!)



Di sore hari Knights, Edo dan Hasan pergi ke parfum toko. Namanya juga parfum toko, yang mengurus ya ya indah-indah. Dalam toko tiga dari mereka dipisahkan.
"Ya! Membuat parfum pria merek (Sensor) tidak ada Ya? "meminta para Ksatria kepada penjaga toko.
"Sudahlah parfum pria, juga ada kok Ya hati!" jawab Ya penjaga toko yang manja. Aisshh.

Maka pemilik toko yang menunjukkan yang dimaksud Knights parfum, yang adalah di sudut. Sambil mencari parfum Edo sendiri sibuk dia membeli, ia melihat ada satu paket undah. Ia mengatakan tertarik untuk membelinya, meskipun mereka mahal. Tanpa menyadari bahwa sebenarnya itu adalah parfum untuk anak perempuan. Knights lain, lain Edo, lain nasib Hasan. Dia bingung memilih parfum apa yang akan dia beli, mengetahui hanya karena Hasan pernah membeli parfum. Dia selalu memakai alami parfum, yaitu keringat. Setelah dia memakai parfum balsem untuk dikerokin habis ibunya karena dingin. Hasan tengak-terlihat mirip dengan warga yang baru saja tiba di kota. Setengah tersesat. Dia memilih salah satu botol parfum.

"Ya, ini bisa menjadi percobaan pertama baunya?" tanya Hasan di penjaga di dekatnya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »